Mendadak Malaysia #6: Visit Melaka
February 24, 2015Berangkat ke Melaka
Sesuai rencana, hari ketiga di Malaysia, kami pergi ke Melaka.
Going Melaka! (photo by finka) |
Berdasarkan hasil browsing sana-sini, Melaka adalah kota di sebelah selatan Kuala Lumpur yang menjadi UNESCO world heritage site. Jaraknya cuma sekitar 2 jam perjalanan naik bus dari Terminal Bersepadu Selatan. Lebih jauh soal Melaka bisa dilihat di sini.
Pagi-pagi, seperti hari sebelumnya, kami udah check out dari hostel. Kali ini sambil gotong-gotong backpack. Tujuannya ke Terminal Bersepadu Selatan, untuk naik bus jam 9 pagi. Terminalnya asik, loh, beneran kayak versi kecilnya bandara gitu. Jadi di tiketnya ditulis kami harus tunggu di pintu nomer berapa, nanti busnya berenti di situ.
tempat tunggu bus di lantai 1 terminal |
Perjalanannya biasa aja, kayak lewat tol cipularang menuju Bandung. Waktu perjalanannya juga hampir sama. Sekitar jam 11, kami pun sampai di Terminal Melaka Sentral.
Di sini tadinya kami mau langsung beli tiket pulang ke KL, tapi karena takutnya nggak bisa sampe ke terminal sesuai waktunya, jadi kami memutuskan untuk beli tiket pas mau pulang aja. Nah, kami pun muter-muter dulu cari makan di terminal. Berdasarkan rekomendasi temennya Zahra yang orang Malaysia, katanya kami harus nyobain es batu campur. Jadi begitu liat ada yang jual, kami langsung pesen.
Turns out, it's a Malaysian version of Es Serut. Cuman porsinya banyak banget -,- (masih trauma sama kejadian malam sebelumnya, kami cuma pesen 2 porsi).
Es batu campur di melaka (photo by finka) |
Setelah makan es batu campur, kami makan siang di kedai lainnya. Nggak mau kejadian bayar kemahalan, kami cari kedai yang keliatan harga menunya. Setelah ketemu, kami pun makan siang sambil melihat peta menuju hostel kami di Melaka.
tiket bus RM1 (photo by finka) |
Turun di Ocean Mall, kami lanjut jalan kaki ke hostel. Nggak terlalu sulit, tapi Melaka tengah hari panas banget-bangetan -,-. Rasanya bahagia banget pas akhirnya sampai ke hostel dan dapet kamar AC! (akhirnya ketemu AC).
Hostel yang kami gunakan di Melaka namanya Ringo's Foyer Guest House. Letaknya nggak terlalu jauh dari major attractionnya Melaka dan tempat menunggu bus menuju ke Melaka Sentral. Bersih dan host nya, Howard, super ramah. Pertama kali dateng, kami langsung dikenalin sama semua guest yang ada di common room. Ditunjukkin kamarnya ada di mana, and as a usual procedure, dikasitau tempat kamar mandi, dapur, dan basic rule lainnya.
I am more than willing to recommend the hostel, soalnya ini pengalaman nginep paling pengen bikin balik kalo menurut saya. Kalau mampir di Melaka, boleh banget langsung booking di sini :).
Selesai tur dan tanya-tanya soal major attraction di Melaka, saya, Finka, dan Zahra langsung balik ke kamar dan istirahat (sekalian ngadem). Mager banget rasanya keluar dengan cuaca sepanas itu. Kamu memutuskan untuk istirahat dan jalan-jalan mulai jam 4 sore.
Jalan-Jalan Sore di Melaka
Jam 4 sore, kami pun keluar dari hostel dan mulai jalan-jalan. Cuaca masih panas, walaupun agak mendingan karena kami udah nggak gotong-gotong tas lagi. Begitu keluar hostel, yang kerasa adalah : ini kotanya sepi bangettt. Selama kami jalan menuju ke Jonker Street, kami cuma berpas-pasan dengan beberapa pejalan kaki dan mobil. Nggak tau karena itu weekdays atau gimana, nggak keliatan banyak warga lokal di jalan.
Jalan dari hostel sekitar 15 menit (plus berenti dulu di salah satu kios barang handmade), kami pun sampai di Jonker Street. Di sini sepanjang jalan banyak toko oleh-oleh, kios makanan, dan beberapa temple yang bisa dikunjungi. Tips : Datanglah ke Melaka saat weekend supaya bisa liat Jonker Street Night Market. Karena kami datang weekdays, siang bolong pula, jadi cuma bisa liat-liat barang-barang lucu di pinggir jalan.
Setelah menyusuri Jonker Street sampai ujung dan menyeberangi Melaka River, sampailah kami di kompleks bangunan merah. Major attractionnya Melaka. Enaknya di Melaka adalah, major attraction nya (gereja, benteng, museum, dan bahkan beberapa pusat belanjanya) ada dalam walking distance. Kami nggak perlu naik kendaraan lagi untuk muter-muter Melaka. Nah, kalau misalnya dari Melaka Sentral pengen langsung ke area turis ini, bisa naik bus Panorama Melaka nomor 17. Nama haltenya Bangunan Merah, tapi pasti ngenalin lah, kalo naik bus dan tiba-tiba ada kompleks bangunan warnanya merah semua.
bangunan merah! |
Beres makan, kami jalan lagi ke tempat jual tiket Melaka River Cruise. Tiketnya RM 15 dan kapalnya cukup banyak jadwalnya. Untuk lengkapnya bisa dilihat di sini. Kami naik kapal sekitar jam setengah 6 sore (dan langitnya masih terang aja) yang menyusuri Melaka River. Ngelewatin area museum, apartemen tinggi, dan beberapa bangunan yang sudah kami kunjungi sebelumnya. Kita bisa liat bahwa river cruise ini digarap dengan serius karena bagian tepi sungai juga dipercantik dengan mural di dinding bangunan, promenade yang rimbun, dan lampu-lampu yang menyala di malam hari. Selama perjalanan pulang ke tempat awal, akan ada voice guide berbahasa melayu yang menjelaskan area-area yang kita lewati selama perjalanan.
mural on the wall! (langitnya masih terang aja jam 6 lewat) |
Beres river cruise, waktunya pulang. Melaka rupanya lebih sepi lagi di malam hari. Padahal baru jam 8-an, loh. Kami rasanya lega banget begitu ngeliat lampu terang restoran yang letaknya tepat di bagian bawah hostel kami. Waktunya istirahat, besok, kami akan kembali lagi ke KL!
see you on #7
0 comments