day 9 : derita disamakan

February 06, 2011

dan akhirnya setelah ngeskip berhari-hari *sampe kebalap temen pula this is the ninth day

ada satu hal yang gue nggak suka, mungkin satu hal sepele yang nggak penting kalo dibandingin sama hal-hal lainnya. mungkin hal yang seharusnya bisa gue toleransi tapi sampai saat ini gue gagal melakukan itu.

namanya disama-samain.

pernah disama-samain? gue pernah. sering malah. waktu masuk kuliah, gue ketemu lagi sama seorang temen SD gue yang waktu SD bahkan gue nggak pernah main bareng. dia kuliah di fakultas yang sama tapi jurusan beda. orangnya kocak dan sangat nyantai, itu yang bikin gue kayak bisa bebas nggak perlu jaim-jaiman kalo sama dia, walopun kita baru kenalan lagi. dan dibandingin sama suasana jurusan baru gue, gue lebih prefer untuk main sama dia di awal-awal kuliah itu. nah, kesini-sininya, gue udah ngerasa settled di jurusan, tapi tetep main sama dia. temen-temen main gue juga taulah si temen SD gue itu. dan ada aja yang suka ngomong "lo tuh mirip banget loh, Fit, sama dia!" padahal gue nggak merasa seperti itu.

ada lagi kejadian waktu gue kuliah kemaren-kemaren ini. gue itu orang yang paling males pake rok ke kampus karena ribet dan gue orangnya gampang kesandung. jadi kalo roknya kesempitan gue susah jalan, tapi kalo roknya kelebaran bisa keinjek. serba salah bukan. yah intinya akhirnya setelah sekian lama, karena iseng, akhirnya gue ngampus pake rok. dan tau apa komentar temen gue? "Eh! gue kirain lo si itu loh! cieee pake rok!"

seriously, gue paling paling super sangat nggak suka kalo disama-samain sama orang lain. sesepele apapun itu masalahnya. I love being myself, with everything that I am. kalo orang bilang gue cuek, terlalu heboh, cerewet, panik di saat nggak tepat dan semacamnya, that's what I am. Dan walaupun urusannya physical apperance (sebenernya terutama itu) gue tetep aja nggak suka. Gimana sih perasaan lo waktu dibilang mirip sama orang yang menurut lo sendiri sama sekali nggak mirip sama lo? Annoying!

Mungkin gue ngelebih-lebihin, tapi menurut gue emang nggak ada salahnya untuk melihat orang tanpa mengingat-ingat orang lain, karena seriously, menurut gue nyama-nyamain orang itu ujungnya adalah ngebanding-bandingin. and that's a lot worser.

Gue punya temen, satu departemen yang punya kakak di departemen lain. Gue sendiri ngeliat kakaknya (walopun nggak kenal) sebagai orang yang super cool karena he relly got something in his mind (dan mudah-mudahan orangnya nggak baca ini atau siapapun yang baca nggak kenal sama kakakny atau kalopun kenal mau berbaik hati untuk tidak ngomong kemana-mana). gue sendiri ngeliat temen gue itu sebagai orang yang sangat jauh berbeda dari kakaknya. cool juga, tapi apa yang dia punya itu beda dari kakaknya. ya know, siblings are not that similiar, they might share some things in common but they should have a lot of difference (since I have two brothers and a sister myself). gue tau apa itu nggak enaknya ketika lo dibandingin sama kakak lo bahkan dalam hal yang sepele, kayak :"kakak lo nggak bawa makanan yang lo bawa juga? dia beda ya, sama lo,"

sepele. dan mungkin temen gue itu, saking cueknya, nggak peduli sama hal itu. gue sendiri peduli. karena gue nggak mau gue nganggep semua orang sama dan akhirnya ngomong hal yang sama ke orang lain dengan anggapan orang lain itu juga akan sama nggak pedulinya.

again, we live in diversity :)

You Might Also Like

0 comments

Blog Archive