day 19 : for not being punctual...
March 01, 2011kemaren ini lagi sangat-sangat kesel sama temen karena masalah telat-telatan. okelaaaah telat studio itu biasa, telat janjian sama temen sendiri yang udah sering main juga biasa, kita biasanya sudah saling mengenal satu sama lain sampai bisa mentoleransi itu. lagian, siapa sih yang nggak pernah ngaret? walaupun jangan dijadiin kebiasaan juga sih.
waktu itu pernah mau janjian sama temen. beberapa kali. perginya dianter ayah. satu kali, di jalan, ayah nanya. "kamu janjian jam berapa kak?" terus gue jawab, "jam 10," ayah nanya lagi. "loh, ini jam berapa," gue cengar-cengir sambil liat jam di handphone dan bilang, "jam 10 lewat," terus ayah bilang, "gimana sih kok janjian jam 10 baru pergi jam 10," dan gue dengan santai menanggapi, "ah palingan temen kakak juga telat kok,"
yang kali itu emang beneran temen-temen gue telat dan walaupun gue juga telat, waktu itu gue mikir, paling nggak gue nggak lebih telat dari temen-temen gue yang janjian itu. dan gue pun, karena sudah menduga kalo janjiannya bakal telat, akhirnya jadi nyantai juga pas mereka dateng.
karena kebiasaan seperti itu, gue kena batunya minggu lalu. janjian sama seorang temen SMA yang kuliah di tempat yang sama untuk ngambil bahan yang dengan sangat super baik hati mau dia bawain dan bahkan dianterin ke fakultas pagi-pagi. kita janjian jam setengah 8 dan gue dengan nyantai pergi jam 7 lewat dikit dari rumah, setengah berharap dia masih kayak waktu di SMA dulu, suka ngaret juga.
jam setengah 8 kurang sepuluhan gue sms soal janjian kita, mikirnya dia lupa. dan kira-kira dua menit sebelum jam setengah 8 dia bales sms gue itu, isinya "jadi kok, ini udah di halte,"
dan rasanya langsung JLEB.
ternyata segitu nggak enaknya ya, bikin orang lain nunggu untuk sesuatu yang sebenernya kita juga yang butuh. segitu nggak enaknya sampe sepanjang jalan ke fakultas gue mikir mau ngasih temen gue itu nasi uduk yang gue bawa dari rumah buat sarapan di kampus (oke, sogokan). segitu nggak enaknya, loh, padahal gue nggak bisa nggak sarapan banget kalo mau kuliah.
setelah janjian yang bikin jleb jleb itu gue jadi mikir dan janji sendiri dalam hati kalo gue nggak akan telat seperti itu lagi kalo ngejanjiin sesuatu ke orang. dan ya, belakangan ini gue sedang kesel sama temen gue sendiri karena masalah yang sama, yang gue juga lakukan (misalnya dengan tidak konsisten nulis untuk challenge ini --"). saat itu gue mikirnya, kita kan kerja kelompok, why don't you tell us about your problem and let it be solved, bukannya bikin orang harap-harap cemas soal tugas dan malah tebak-tebakan soal nggak adanya temen gue waktu itu.
I'm sweating the small stuff I know, I'm not being tolerant, name it. Tapi pernah mikir nggak kalo nggak selamanya semua orang bisa toleran? pernah terbersit nggak kalo tepat waktu dan janji itu juga namanya toleran sama kebiasaan orang lain. toleransi itu semacam menghargai orang lain, kan?
1 comments