Mendadak Malaysia #3 : Kuala Lumpur Day 1

January 26, 2015

Pesawat mendarat pukul 4 lewat di KLIA2. Saya dan Finka langsung... cari wifi biar bisa mengabari Zahra kalau kami sudah sampai. Begitu WiFi on, chat dari Zahra langsung masuk semua, udah bosen kayaknya dia karena kami nggak sampe-sampe.


KLIA 2
Beres urusan imigrasi, saya dan Finka langsung naik SkyBus KLIA2 - KL Sentral. Tiket SkyBus ini kami pesan saat pesan tiket pesawat di website airasia. Harganya kalo nggak salah 12RM, kata Finka, beli sekalian di web lebih murah daripada beli langsung di bandara. Begitu sampai di tempat bus, kalau sudah online booking, langsung tunjukkin screenshot booking atau print out ticket nya aja. Nanti boleh masuk. Bus ini 2 seater dan jarak antar kursinya cukup luas, jadi tetap terasa nyaman walaupun backpack saya dan Finka ditaro di depan kaki.

Untuk transport ke KL, ada beberapa pilihan. Yang pertama naik shuttle bus tujuan KL Sentral. Selain Skybus, ada juga AeroBus. Rute, harga, dan jadwal bus bisa dicek semua di internet atau beli langsung di bandara begitu tiba di tempat bus. Selain naik bus, bisa juga naik KLIA Express. Harganya RM35 dan dengan naik ini, perjalanan ke KL jadi cuma setengah jam (kalau nggak salah). Berhubung ada pilihan lebih murah, kami nggak naik KLIA Express, tapi info lengkapnya bisa dilihat di sini.
Kuala Lumpur lewat jalan tol

Perjalanan ke KL membutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan SkyBus. Begitu sampai di KL Sentral, kami langsung mencari-cari stasiun monorail yang ternyata ada di seberang pool SkyBus. Tapi, nggak perlu khawatir soal nyebrang jalan raya. Pool SkyBus, Stasiun LRT, dan Stasiun KTM terhubung dengan Stasiun Monorail dengan Mall Nu Sentral. Kami tinggal mengikuti petunjuk jalan (dan tanya sana-siui yang jawabannya palingan 'go straight') untuk sampai ke stasiun Monorail.

Hostel yang kami tempati namanya Red Palm Hostel dan lokasinya di Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Cukup dekat dari tempat-tempat sightseeing di Kuala Lumpur. Dari Stasiun Monorail di KL Sentral, kami cukup naik monorail sampai ke Stasiun Bukit Bintang, terus jalan 5-10 menit sampai ke hostel. Lokasinya cuma beda satu blok dengan Alor Food Street dan dua blok dari deretan pusat perbelanjaan di Bukit Bintang (Lot10, Pavilion, Fahrenheit88, dll). Tapi kalau bisa, sih, kayanya jangan nginep sendirian di daerah sini, ya :)

Hostelnya sendiri cukup recommended. Harganya cukup murah (RM35 per orang per hari untuk private room yang 3 bed), ada hot shower, ada TV (yang ada channel KBS World nya), sudah termasuk sarapan, dan resepsionisnya baik banget! Hostel ini nggak ada sign board nya, plus bentuknya rumah udah lama gitu, jadi pas beneran sampe, kami agak ragu-ragu masuknya. Tapi bagian dalamnya bersih dan terawat, kok.

Sampai di hostel, Zahra udah mati gaya kelamaan nunggu kami di Kuala Lumpur (chat line nggak dibales-bales, main hp tapi batrenya gak abis-abis, kaliannya nggak sampe-sampe, kata Zahra). Jadi kami langsung solat Maghrib dan Isya, beberes sebentar, lalu berangkat cari makan malam di Jalan Alor.

Di jalan Alor, kami... foto foto, hehehehe. Jalan Alor ini semacam hawker tapi di pinggir jalan, kursi-kursi tempat makan memenuhi hampir setengah jalan. Banyak pejalan kaki juga, tapi lucunya, masih ada mobil yang lewat, meskipun jarang. Saya sih kalo jadi yang nyetir udah setres kali kalo harus lewatin jalan rame kayak gini. Di bagian atasnya banyak lampion digantung dan kebanyakan makanan yang dijual adalah makanan cina.

Jalan Alor
 

Di sini, kami beli eskrim (satu bertiga), tomyam seafood (satu bertiga) dan sate-satean dengan total makan malam 10RM saja (budget travel berbahagia). Bisa lebih murah, sih, tapi kan ini ceritanya lagi wisata kuliner (plus masih kenyang dari makan siang). Beres menelusuri Jalan Alor, kami balik ke hostel untuk mandi dan tidur.

Sate 4 Ringgit

See you on #4!

You Might Also Like

0 comments

Blog Archive