Winter in Korea #3 : While in Busan (1)

March 26, 2016

Unexpectedly, my trip to Busan was very satisfying. Berhubung ini trip jauh pertama yang nggak pakai itinerary, sebenernya saya agak deg-degan karena nggak kebayang sama sekali bakal gimana menghabiskan waktu di Busan. Turns out, my 48+ hours in Busan was one of the most well-spent time I've ever had.

A packed-day 1 in Busan

Itinerary Busan di hari pertama pun dibuat setelah sampai di hotel dengan modal googlemaps dan browsing sana sini. Hari pertama dimulai dengan naik bus ke Oryukdo Skywalk, a 15 meters glass platform set up on a cliff. Saya dan tante saya dateng pas banget jam 9 (jam operasional menurut website adalah jam 9 - 18) dan menunggu sebentar sebelum dek nya selesai dibersihkan dan dibuka untuk umum. Dek nya ini lantai dan railingnya dibuat dari kaca dan pemandangannya keren banget; langsung ke laut ke arah Oryukdo Island dan cityscape nya Busan yang berbukit dan banyak gedung tingginya.




Too bad our phone acted up; tetiba mati aja gitu nggak bisa dipake foto-foto padahal batre masih setengah full dan pas dipake liat rute di bus juga masih baik-baik aja.

Untuk jalan di dek nya, kita harus pakai semacam kaus untuk sepatu. Saya nggak nanya fungsinya apa sih, tapi bisa jadi supaya nggak kotor kacanya karena kena sepatu (atau ada hubungannya sama gesekan? Nggak paham juga). Dek nya cukup pendek, tapi sensasinya lumayan banget karena begitu liat ke bawah yang ada cuma laut dan batu-batu. Serem tapi seru, and weirdly at the same time, beautiful.

Kami nggak lama-lama di Oryukdo dan langsung melanjutkan perjalanan ke the Famous Asia's Santorini; Gamcheon Cultural Village. Setelah ganti bus dan melewati jalan menanjak yang beneran terjal banget (karena menurut petunjuk googlemaps, halte bus tempat kami turun adalah halte terdekat dari Gamcheon, padahal mah ada bus lain yang berhenti persis di seberang pintu masuk Gamcheon cultural village) akhirnya kami sampai di Gamcheon.

Gamcheon Cultural Village
Berhubung nggak bisa banyak foto-foto (karena hp masih mati-nyala), saya cuma menjelajahi Gamcheon sambil ngumpulin stamp. Menjelajah Gamcheon sebetulnya agak sedikit sulit karena cukup ramai dan banyak gang-gang kecil yang bisa bikin bingung. Kebetulan kami ditunjukkin jalan sama bapak-bapak yang kayanya sih emang tinggal di situ. Karena bantuan bapak itu juga saya bisa nemu beberapa tempat stamp yang emang susah ditemuinnya (yay :)). Yang sayang banget nggak saya lakukan di Gamcheon adalah foto-foto street art yang lucu-lucu karena si hp masih ngadat. Lain kali kalo ke Gamcheon lagi harus banget slowly exploring each parts of this neighborhood.



Di tengah hari, kami sudah selesai mengunjungi dua destinasi utama di Busan. Karena sudah memutuskan untuk nggak pergi ke Taejongdae, kami pun naik bus ke area Nampodong. Ini karena tante saya ngajakin untuk ke Trick Eye Museum. Hmm sebenernya museum macam ini pernah ada di Jakarta sih, dan kalo jalan-jalan sendiri pasti saya nggak mau ke sini (karena 1) bayar tiket; 2) saya harus bawa temen ke sini utk minta difotoin; 3) nggak tertarik aja) tapi karena setelah Malaysia I do think that I need to loosen up, saya ikutin aja tante saya muter-muter cari trick eye museum.

Turun bis di nampodong sebetulnya juga karena kebetulan. Berhubung hp masih mati dan kami nggak bisa liat rute yang ada di situ, begitu bus nya stop di nampodong, kami turun. Ini setengah karena tante saya ingat kalo TEM nya ada di nampodong dan setengah lagi karena dia udah pernah ke Nampodong (dan dari sejak jemput di Busan Station udah bilang mau ajak saya liat shopping site nya Busan di Nampodong ini). Setelah turun, kami tanya-tanya ke orang di jalan dan di underground shopping area nya (while picking up this and that ;)) tapi ternyata nggak ada yang tau itu si Trick Eye Museum ada di mana. Sampai akhirnya, pas kita jalan di deket BIFF Square, kita nemu pos polisi khusus untuk turis!

Seriously, this is the most helpful place for traveling Busan. Setelah nanya-nanya beberapa orang korea, I conclude that while some people avoided to answer because of their limited english (and my limited korean of uljima and kajima (in other words drama vocabulary) didn't help), some other people are tourist just like us, yang sama-sama sedang mengunjungi Busan dan ikutan mampir juga di pos polisi untuk turis ini.

Begitu masuk dan bertanya soal Trick Eye Museum, kami langsung dikasih peta dan dikasitau jalan sama mbak polisi yang jadi petugas di sana. Dikasih discount ticket pula. Terus kami tanya lagi rekomendasi tempat untuk dikunjungi di Busan dan gimana cara kami pulang ke Marine City. They speak english too, dan baik banget lah pokoknya. Jadi misalnya nggak tau mau kemana di Busan dan nggak dapet peta di stasiun, langsung mampir aja kesini.

Setelah selesai tanya-tanya, walaupun agak sedikit sulit, akhirnya ketemu juga Trick Eye Museum nya. Museum ini ada di gedung sebelah gedung CGV dan ada di lantai 6 (atau 7?). Not many people know about this museum, even though we ask people in the very area of the museum. Tapi begitu masuk sih ternyata pengunjungnya banyak juga. The main attraction is to take a lot of funny pictures. Ada beberapa kegiatan tambahan sih kayak ngelukis boneka (kalo nggak salah) tapi bayarnya nambah juga.

Tujuan berikutnya adalah Yongdusan Park; ini adalah rekomendasi dari polisi yang ada di pos yang tadi kami kunjungi. Katanya gini : "from Trick Eye Museum, you walk along this street until you found a statue, then you keep walking straight until there's a sign for you to turn left for Yongdusan Park. There you'll take the escalator to the park,". Okay, an elevated public park. Saya penasaran banget sama posisinya taman ini dan apa yang akan kami temukan di sana. Soalnya as much as I know that South Korea has a lot of public parks and a lot of them are on some websites' destination list, I'm a bit skeptical about visiting a public park. Unless you have friends to share food with or you're a local doing exercise in an outdoor gym, I don't have the slightest idea of what to do in a park (dan kalo mikirnya udah kayak gitu pengennya ngeskip tempatnya aja, mungkin saya anaknya udah mall-minded banget ya saking nggak pernah pergi kemana-mana lagi kalo di Jakarta).

While looking for Yongdusan Park
Kami jalan lurus teruuuuus sampai hampir nyerah sesuai dengan petunjuk dari pak polisi. Area tempat kami jalan itu sebetulnya commercial street gitu, ada banyak toko dan street stall yang jual makanan atau barang-barang lainnya, dan car-free. Berhubung udah jalan seharian, kami lumayan capek juga pas nyari Yongdusan Park ini walaupun lokasinya sama sekali nggak jauh dari BIFF Square. So when the escalator came up, kami seneng banget dan dengan semangat langsung naik.

A flight of stairs? You wish. Ternyata untuk mencapai Yongdusan Park kami harus naik sekitar 4 set tangga. Escalators were currently under maintenance jadi yah apa boleh buat. Setelah naik eskalator yang pertama, lanjutin terus naik tangga. Lagian malu juga sama sebagian besar orang tua yang nggak keliatan capek sama sekali saat naik tangga ke atas.



After what seems like endless stairs, ternyata Yongdusan Park ini keren banget! Meskipun saya beneran cuma keliling di sekitar area masuk aja karena capek, tapi saya seneng banget nurutin kata pak polisi untuk mampir ke taman ini. The city view was absolutely amazing from above. Pokoknya lain kali kalau ke Busan lagi harus banget makan siang di sini dan sekalian naik ke Busan Tower (yang saya baru ngeh kalo ada di situ, a bad point from not preparing an itinerary before an actual trip).



See you on #4 :)

You Might Also Like

0 comments

Blog Archive