F R A G I L E

December 16, 2010

I value a friendship. I really do. Guess I have wrote that before here.

Kali ini gue dapet pelajaran kalo temenan yang dasarnya cuma seneng-seneng, bukannya saling menerima dan memiliki tujuan yang sama itu rapuh. Ya. Rapuh. Kira-kira kayak styrofoam yang dipotong pake cutter yang nggak tajem. Nggak percaya? Coba sendiri. (oke kalo mau coba beneran kalo bisa pake styrofoam yang 1 cm ya. semingguan ini gue keracunan styrofoam, pardon me for the random analogy)

apa sih yang kemudian bikin kami bisa sama-sama selama setahunan kemaren? gue sendiri jadi bertanya-tanya. kalau memang segitu rapuhnya, kenapa kami pernah bisa merasa nyaman satu sama lain, apa cuma terjebak? gue sendiri nggak percaya dengan istilah itu karena gue bukan orang yang asal nyari temen. I do care about them, I do appreciate their nature and attitude, most of the time, whatever it is. Merasa jalan pikiran gue terlalu ribet? Yah, emang gue orangnya gitu sih mau diapain lagi.

Temenan itu bukan sesuatu yang sesimpel pulang bareng atau jalan-jalan tiap ada yang ulang tahun atau gosip bareng saat makan siang. Making friends for me means ready to understand. Gue orang yang mudah terpengaruh mood orang lain terutama kalo orang itu sering bareng sama gue, which happens recently.

Sekarang gue bertanya lagi, seperti pertanyaan gue yang di atas. apa sih yang kemudian bikin kami bisa sama-sama selama setahunan kemaren?

You Might Also Like

0 comments

Blog Archive