we live in diversity

November 28, 2010

gue kuliah di jurusan yang sangat nyerempet dengan dunia seni. di mana kepekaan dan desain lo adalah sesuatu yang sangat sangat dihargai dan kalo lo nggak bisa memenuhi requirement nya, lo bisa disuruh mengulang sesuatu yang sama secara terus menerus.

gue nggak ngomongin fasil, gue cuma menangkap fenomena aneh yang terjadi di antara beberapa temen gue.

ada orang-orang yang born-with-talent. apa-apa yang dia buat selalu jadi bagus, ada orang yang berusaha dengan keras untuk mencapai apa yang disebut dengan requirement tugas. ada orang yang belajar untuk bisa membuat suatu layout laporan yang bagus, ada orang yang berusaha semampunya, walopun mungkin hasilnya nggak sesuai dengan keinginan fasilitator.

gue nggak menghitung orang-orang yang dasarnya males di sini. please. gue merasa sekarang ini you lazy you die. don't blame people for making things that is much much better than you. gue sangat nggak suka dengan orang yang bilang, "ih lo curang banget sih udah ngerjain," men itu namanya bukan curang, itu namanya sesuai jadwal. and you need that sometimes, to be on schedule.

yang gue ingin bicarakan sebenernya curhatan temen gue beberapa minggu yang lalu kayaknya.

ada temen gue yang bilang kalo dia nggak suka sama temen gue yang lain karena orangnya itu (kasarnya) nggak menghargai apapun yang dibuat sama si temen gue yang curhat ini. adaaaa aja yang dia komentarin, yang 'kovernya mirip ini'-lah, yang 'punya gue nggak gitu loh,' atau 'kok lo bikinnya gini sih?'

waktu itu gue bilang, we live in diversity. gue bukannya nggak ngalamin dicela kayak gitu, biasanya sih gue cuek aja. I did my best anyway, I don't care about your comment. gue pikir dia emang orangnya kayak gitu. yaudah kalo nggak mau dicela, jauh-jauh aja kalo lagi pegang tugas. mudah bukan?

tapi again, we live in diversity. temen gue yang curhat itu adalah satu dari mungkin sekian banyak orang yang nggak suka sama komentar frontal yang nggak ada positifnya sama sekali. ada orang yang bisa aja nelen omongan 'punya lo jelek!' dan meneruskan pekerjaannya karena sadar bahwa komentar seseorang itu totally subjective. ada juga orang yang kalo di omongin kayak gitu malah jadi terpacu untuk membuat sesuatu yang lebih baik lagi. dan ada juga yang kayak temen gue itu, langsung down dengan komentar kayak gitu and turns to hate the people who said that silently.

yang mau gue tekankan di sini adalah, that we live in diversity. kesadaran itu yang menurut gue perlu semua orang tau. bahwa menghargai pendapat orang, walaupun mungkin sama sekali nggak sejalan dengan pemikiran kita adalah hal yang sangat positif. memberi masukan itu jauh lebih baik loh daripada mencela punya orang. menahan diri untuk berkomentar di saat lo nggak punya kata-kata baik untuk disampaikan itu much more better than to hurt others by your words. nggak semua orang setegar lo saat desainnya dibilang jelek, dan ada juga orang yang justru lebih seneng kalo dicela-cela sekalian.

we live in diversity that's why we need to appreciate.




*tiba-tiba kepikiran pas lagi ngerjain report. ayooo lanjutkan!

You Might Also Like

1 comments

Blog Archive